Karakter Merk Handphone

1. iPhone: mahal, iOSnya kaku (minim kustomisasi), tak bisa transfer Bluetooth tapi bandel, awet, jarang ngelag
2. Samsung: pelit RAM, pelit spek, kalau nggak S atau Note gak bagus mbah, bentuk mirip-mirip, banyak super/kingcopy
3. Sony: tahan air, desain OmniBalance monoton, mahal, agak pelit spek tapi tak separah Samsung
4. LG: suka memasang tombol di back casing, spek agak pelit, sparepart sulit, tapi lumayan awet
5. Acer: kelihatannya gak terlalu niat bikin Android, bandel, spek lumayan, tapi kalah dengan Asus atawa Lenovo, model selalu beda
6. Asus: spek mencengangkan, jaman masih pakai Intel sangar mbah, tapi casingnya ringkih/kurang padat, cepet panas kayak setrika, bentuk hampir sama semua, sekarang cuma pakai MediaTek dan Qualcomm
7. Lenovo: bandel, spek bisa bejaban dengan rival, tapi terkadang kalah selevel dengan Asus/Oppo/Xiaomi/Huawei, modelnya relatif beda (kecuali plus/Special Edition)
8. Huawei: Bandel, awet, spek sangar, dulunya punya image HP/modem CDMA murah, sekarang bisa diperhitungkan karena P dan Mate series, pelopor dual camera (in association with Leica) di Huawei P9
9. Oppo: Mahal, spek pas-pasan, tapi kamerane bagus mbah, kalau seri R, F, atawa Find, kalau Neo cuma murah dan kamera lumayan
10. Hisense: Saking populernya Andromax sampai merek asline kalah mbah, spek jagoan, tapi durabilitas belum teruji
11. Xiaomi: Handal dalam spek, harga masuk akal alias ramah kantong, bandel, tapi belum bisa bikin Redmi/Mi series yang bersertifikasi IP65/IP68, banyak garansi distributor
12. ZTE: sama dengan Huawei mbah, dulu dikenal karena CDMA murah, harga murah, spek juara, kalau bandelnya tergantung kebiasaan pemakai
13. Motorola: menawarkan Android murni tanpa bloatware, spek lumayan, cuma kalau nggak pintar ngoprek cepat membuat jemu (lha wong stock pure Android:v)
14. Vivo: 11-12 dengan Oppo, cuma lebih pandai bermusik dan pelopor 20MP selfie camera
15. OnePlus: kalau mau beli harus dapat undangan dulu Mbah, sudah dicustom ROM Cyanogen/OxygenOS, sekarang hengkang
16. Meizu: harga murah, spek bagus, tapi soal keawetan belum teruji, dulunya pengguna SoC Exynos sekarang semua pakai MediaTek
17. Microsoft Lumia: Tampil beda (menggunakan Windows Phone), aplikasi di Windows Store sedikit, tapi smooth, cuma sayang sekarang sudah wassalam
18. BlackBerry: mantan jawara era 2009-2012, bandel, khusus BB 10 based bisa diinstal APK, tapi tak begitu sukses, sampai sekarang membuat Android Priv, kurang trengginas (karena overprice). Bisa bikin DTEK50/DTEK60 karena kerjasama dengan Alcatel
19. Infinix: murah, spek menggiurkan, kelihatannya bandel, tapi merek masih asing di telinga, belum masuk GSMArena
20. Nokia: berjaya pada era Symbian S60 2003-2010, gagal bersama Windows Phone, menggandeng HMD global melaunching Nokia 6 (dan masih banyak seri lain, total di 2017 ini sekitar 5 android mau dilaunching nokia, imho, cmiiw)
21. BenQ/BenQ-Siemens: lumayan lah... anti-mainstream, sparepart lumayan sulit
22. Blaupunkt: jago musik tapi mahal mbah, spek dengan harga enggak imbang
23. Wiko: satu-satunya yang memakai huruf murni (tanpa angka) untuk nomor modelnya (kecuali model dengan 4G)
24. Coolpad: so-so lah, tapi worth it, belum mainstream
25. Infocus: Kondang membuat proyektor, begitu bikin smartphone responnya kurang
26. Advan (bukan ADVAN RACING): murah, kalau tangan bagus bisa awet
27. Evercoss: Murah, lumayan awet (tergantung tangan), ts kalau sudah setahun sering tak peka
28. Polytron: Android lokalan yang speke selevel Xiaomi, Infinix dsb, Fira OS berhasil meningkatkan value-nya
29. Accessgo: Mereke aneh mbah, diakses kabur, aslinya spin-off ZTE
30. Axioo: paling awet ketimbang Advan, Evercoss, dsb
31. Haier: murah banget, kualitas so-so lah
32. Sharp: tidak terlalu serius/niat bikin smartphone Android, terlalu fokus home appliances
33. Panasonic: belum masuk pasaran Indonesia mbah, kecuali seri agak lawas sekitar 2001-2006/07
34. Toshiba: sudah nggak ngurusi divisi mobile phone
35. VAIO Phone: belum melirik pasaran RI
36. HTC: pecahan Dopod, sempat mengalami era PDA/pocketPC, begitu switch Android cukup sukses, terkenal karena HTC Sense & UltraPixel kamera, tambah HTC BoomSound, namun mahal, baterai tanam
37. Alcatel: Merek lama mencoba comeback, spek lumayan di harga under 2 jutaan
38. Himax: Jarang mengeluarkan smartphone baru, cukup bandel (tergantung tangan juga), namanya dipakai Daihatsu untuk pikap anyaran adike Gran Max
39. Kyocera: sudah lama hengkang dari nusantara mbah
40. Osmo: hampir mirip advan (karena seri S50F aslinya rebranding Advan)
41. HiCore: belum bisa 4G, tapi harga di seluruh Indonesia sama
42. Ericsson: jangan berharap bikin ponsel lagi mbah, sekarang fokus infrastruktur telekomunikasi & jaringan
43. Siemens: Divisi Mobile-nya sekarang jadi Gigaset, Siemens sekarang bikin kereta api, eh...listrik
44. IMO: sudah bangkrut/kolaps, android mentok di 4.4 KitKat
45. Asiafone: sudah digantikan HiCore
46. Mito: masih agak terdengar gaungnya
47. Xiaolajiao: murah sih, tapi yo kui mbah, aftersales tak jelas, sparepart sulit dicari
48. Innos: (katanya) sering meledak
49. Xelibri: ini cuma sub-brand Siemens yang gagal bersaing di pasaran
50. Bosch: terakhir bikin ponsel tahun 2000
51. Hewlett-Packard: Android cuma tablet, dulunya bikin PDA-phone Windows Mobile
52. Jolla Phone: entah kapan masuk Indonesia....
53. Vertu: mewah dan mahal
54. Mobiado: setingkat di atas Vertu
55. VirtuV: merek yang sudah terlupakan, gak punya line-up berkeyboard QWERTY
56. K-Touch: sudah jarang bikin android baru, agak dilupakan
57. YotaPhone: jangan harap masuk Indonesia
58. Lava: sedikit overprice, tapi bisa jadi salah satu alternatif android
59. Philips: dulu pernah dikenal karena seri Xenium 9@9 yang punya baterai ekstra-awet, up to 1 month standby, tapi sekarang kurang mencuat di pasaran
60. Mitsubishi: sudah lama nggak bikin ponsel, terakhir 2004/05 kalau nggak salah, apalagi di sini terlalu dikenal dengan elsapek dan kepala kuning
61. G-STAR: hanya sekedar another local (Chinese) phone
62. Nexian: setiap seri selalu diawali huruf NX-xxx, sampai akhir 2011 rebranding jadi S Nexian, begitu join program Android One balik lagi jadi Nexian dengan logo dan tagline yang plek dengan yang dipakai sebelum jadi S Nexian, masalah bandel? dikembalikan ke tangan pemakai
63. Beyond: cuma bisa plagiat model ponsel branded
64. Movi Max: sudah lama banget gak ada kabarnya mbah
65. Hitech/HT Mobile: dijual oleh Dian Graha Elektrika, mantan ATPM Siemens. Di seri H38 cukup njelimet saat dipakai, keawetan tergantung pengguna
66. VK Mobile: wes pasti tak jamin sangat juarang yang pernah pakai ponsel ini, karena cuma ada dari 2005-07
67. Gionee: belum ada rencana masuk Indonesia
68. Nuu Mobile: new comer, belum bisa direview
69. Luna: sebetulnya cukup menjanjikan, karena ini buatan Foxconn, untuk pasaran Indonesia di-develop bareng Elevate (evercoss). Desain ala iPhone 6/6s+ cukup menarik, tapi prosesor yang dipakai sedikit lawas, cuma Snapdragon 801 quad-core 2.5 GHz 32-bit, sehingga gak bisa update 7.0 Nougat
70. Treq: Android murah lokal yang kurang bersinar

Post a Comment

1 Comments